Anggaran iptek terus menurun. Persentase belanja litbang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 0,05 persen ada 2004. Indonesia mengekspor kakao (biji cokelat) bukan kokoa (produk cokelat). Menjual gas alam bukan elpiji. Memasarkan bongkah batu bara bukan batu bara cair. Bagi Menristek Kusmayanto Kadiman, ini adalah jawaban mudah atas pertanyaan susah: mengapa Indonesia tidak maju-maju. Di fajar abad ke-21 ini, kata Kusmayanto, dunia terbelah menjadi tiga tipe negara. Pertama, negara hidup dari inovasi. Negara ini sudah memasarkan hasil teknologi tingkat tinggi, menjual lisensi, bahkan asistensinya (jasa), dan mereka makmur karenanya. Kedua, negara yang masih bertumpu pada kekayaan alam, namun mulai memberi sentuhan teknologi terhadapnya. Ketiga, negara yang nyaris bergantung penuh pada kekayaan alam. Negara tipe ini, kata Menristek lagi, hanya menjual natural resources-nya mentah-mentah tanpa suntikan teknologi, guna menghasilkan nilai tambah. Indonesia tergolong yang ketiga. Kusmayanto, Rabu (19/7), dalam seminar Sistem Inovasi Nasional, di Jakarta. Padahal, di milenium ketiga ini hanya ekonomi berdaya saing tinggi yang dapat mengambil keuntungan dalam percaturan perdagangan internasional.
Peraturan ini menyempurnakan dari Keppres Nomor 94 tahun 1999 tentang Dewan Riset Nasional pada era Kepemimpinan Presiden BJ Habibie. Dalam Perpres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini disebutkan Dewan Riset Nasional (DRN) bertugas membantu Menteri dalam merumuskan arah dan prioritas utama pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, DRN memberikan berbagai pertimbangan kepada Menteri dalam penyusunan kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi. 8) dan diusulkan dengan nama Waktu Kesatuan Indonesia (WKI). Berbagai lembaga riset yang ada di bawah Kemenristek akan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengajar guna mendukung perbaikan mutu Perguruan Tinggi. Pada 2008, Kemenristek menyetujui aplikasi teknologi pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTS diterapkan di Kota Bandung. Bahkan, pembangunan PLTS itu akan dijadikan percontohan nasional dalam mengelola sampah. Suharna Surapranata ditunjuk oleh Presiden SBY menjadi Menristek di Kabinet Indonesia bersatu II menggantikan Kusmayanto Kadiman pada 2009. Kemenristek menerapkan aturan baru, yaitu setiap peneliti atau kelompok peneliti penerima dana insentif riset wajib menuliskan hasil penelitiannya untuk dimuat pada jurnal internasional pada 2010. Selain itu, mereka juga dituntut mendaftarkan karya inovasinya pada lembaga Hak Kekayaan Intelektual untuk memperoleh paten.
Ketujuh, perdagangan internasional. Perdagangan internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antarperadaban dan mempercepat proses kemajuan teknologi. Misalnya, karena maraknya kegiatan dagang antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah teknologi navigasi. Demikian gambaran sekilas perkembangan sains dan teknologi Islam. Al-Hassan dan Hill menggarisbawahi bahwa kemajuan sains dan teknologi umat Islam pada masa itu ditentukan oleh stabilitas politik dan ekonomi. Tak mengherankan bila dengan ketujuh faktor itu, dunia Islam menjadi magnet bagi Barat untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan dalam Islam. Mulai dari pertanian, perkebunan, kedokteran, perbintangan, kesehatan, kedokteran, matematika, fisika, dan lain sebagainya. Sayangnya, kemajuan ilmu pengetahuan Islam itu tak berlanjut hingga kini. Sebab, dunia Barat yang mulai menguasai ilmu pengetahuan Islam mengambil celah, bahkan mengancam kekhalifahan Islam yang mulai bermasalah karena persoalan internal. Serangan bangsa Barbar dari Asia Tengah menjadi salah satu tanda kemerosotan sains dan teknologi Islam. Hal ini disebabkan lemahnya politik dan ekonomi umat Islam di Irak.
Tiga penemuan itu merupakan kalkulus, hukum gravitasi umum dan spektrum cahaya putih. Di dunia modern, ada Facebook, Reddit, dan Snapchat yang lahir dari inovasi para mahasiswa dari kamar asrama mahasiswa. Sebuah kesalahan besar jika kita meremehkan potensi mahasiswa dalam bidang IPTEK. Kreativitas di usia muda ini merupakan senjata yang tidak dimiliki ilmuwan senior. Di usia yang sudah lebih tua, kebanyakan manusia menjadi semakin pesimis dan satir, konservatif. Inilah yang menjadi jangkar tersendiri bagi perahu imajinasi ilmuwan senior. Maka di sinilah seharusnya mahasiswa memaksimalkan bisa potensi. Sebelum perahu imajinasi tersebut semakin sulit bergerak. Salah satu contohnya adalah kisah hidup Albert Einstein. Seperti yang kita tahu, relativitas bisa disebut sebagai ‘holy grail’ dunia fisika. Relativitas lahir dari imajinasi luar biasa seorang Einstein. Tapi Einstein di usia yang memasuki umur 48 tahun pada konferensi Solvay 1927, menentang dengan keras ide dasar fisika kuantum. Bahkan ia berdebat siang dan malam dengan Niels Bohr. Ada sesuatu tentang imajinasinya yang menolak keberadaan fisika kuantum. Beliau menolak unsur probabilitas dalam mekanika kuantum.